Cz I'll wonder why I gave up

Pikiran itu berulang kali datang, tapi selalu kutepis. Karena ketakutan akan penyesalan lebih membebaniku daripada keengganan bertahan. Enggan? Tidak juga. Entahlah.. aku sendiri bingung untuk menuliskan situasi yang kualami. Aku selalu merasa senang tiap kali bertemu. Walaupun ada saja hal-hal yang tidak sreg dihatiku. Hal-hal itu kemudian menjadi masalah saat kita berjauhan. Lambat laun, rasa nyaman yang dahulu membuatku yakin mulai berkurang. Aku yang selalu menjaga imej di depan orang lain mulai tidak melakukannya di depanmu, karena aku mungkin mulai tidak peduli akan imejku dimatamu. Aku meninggikan suara padamu. Aku terkadang bahkan merasa illfeel. Bagaimana bisa aku illfeel padahal dulu kau memakai sandal jepit ke mall pun aku tetap cinta mati. Bahkan sekarang aku lebih memilih makan sendiri daripada sepiring berdua. Aku hanya merasa tidak nyaman bila kita terlalu dekat, amat sangat terlalu dekat. Yang kuingini hanya pacaran normal, yang membuat perutku geli berkupu-kupu dan pipiku memerah. Bukan pacaran seolah-olah aku istrimu dan kau suamiku. Kita butuh batas. Agar rasa bosan tidak hinggap dan merusak semuanya. Kita masih 4-5 tahun lagi kan? Mungkin. Aku menulis ini untuk menumpahkan apa yang kurasa. Aku masih mencintaimu, sangat. Tapi aku tidak bisa menepis rasa nyaman yang mulai berkurang. Aku mohon, setelah kau membaca ini, jangan sungkan juga untuk menulis apa yang kau rasa. Aku butuh untuk tahu. Terimakasih dan maaf..

Comments

Popular posts from this blog

jealous?

Insecurity

i love you