Introvert? Anti-social?


Masih di sore yang sama, di balai desa. Keadaan sudah sepi, petugas dan pejabat desa sudah pulang semua. Aku lega, akhirnya aku sendiri. Yes, I’m that type of person who enjoys my time being alone. Aku lanjut ngedit blog-ku yang masih seumur jagung ini.

Kemudian, datanglah beberapa bapak-bapak dan mahasiswa/i KKN, entah dari kampus mana. Its not that I don’t like it, tapi aku awkward akan hal-hal yang berbau social. That’s why aku prefer sendirian. Harusnya aku berdiri dan salim ke beberapa bapak-bapak tadi karena aku cukup kenal dengan mereka, beberapa bahkan teman bapakku. Harusnya aku bertegur sapa dengan mahasiswa/i tadi dan bahkan berkenalan karena kita sama-sama mahasiswa walaupun beda kampus. Harusnya.

Nyatanya aku tetap duduk di depan laptop dan sekadar senyum pada bapak-bapak tadi. Mahasiswa/i tadi bahkan tidak kutoleh sama sekali. Aku hanya berbicara ketika salah satu dari mereka permisi untuk charge HP di colokan yang kebetulan ada didekatku duduk. Itupun hanya menjawab, “iya”.

Aku sadar tindakanku ini pasti dinilai tidak beretika, sombong, tidak ramah, judes, de el el. Tapi jujur, jika diberi kesempatan lagi, aku akan melakukan hal yang sama; tetap duduk, sekadar senyum dan irit omong. Just because this is the way I am.

Kejadian tadi membuatku menilai diri. Kalau diingat-ingat, aku selalu seperti itu. Lebih menikmati segala sesuatu sendiri. Dan aku bukan orang yang ramah, yang murah senyum, yang mudah kenal dengan orang baru. Aku tidak pernah terlalu akrab dengan seseorang hingga mempercayakan keluh kesahku atau opiniku akan sesuatu secara detail.

Aku tidak pernah punya sahabat. Oh, mungkin Gita. She’s always there. But still, I don't spend my free time with her much. I never have the urge to do those kind of things, to her, or anyone else.

Kadang seru melihat teman-temanku yang lain punya sahabat, bahkan beberapa dari mereka membentuk kelompok yang selalu bareng, siap sedia ngelewatin ups and downs-nya masa kuliah. While, here I am; cuma aku, laptop dan hape (sekarang lagi rusak).

Bahkan, aku pernah disebut apatis oleh seniorku di kampus. Karena sifat-sifatku tadi. Cuek gila. But then again, I never think their opinion are important enough. See? Apatis hahah.


Mahasiswa/i tadi menyalakan sound dengan kerasnya, muter lagu-lagu senam dan mulai joget-joget. Beberapa dari mereka main bulu tangkis dan voli. Is it weird that I find it annoying?

Kenapa mereka gak milih nikmati sore mereka dengan ngerjain tugas, baca novel, nonton film atau belajar di kamar? I would choose doing that over anything.

Introvert? Anti-social? mungkin.

Kalau dipikir, dengan jurusan kuliahku di kebidanan, harusnya aku adalah jenis orang yang ramah, yang mampu menempatkan diri diantara orang banyak. Nyatanya enggak. Untungnya, aku selalu mampu tampil di depan orang banyak. Penyuluhan atau presentasi biasa tidak pernah jadi masalah buatku. Yang jadi masalah cuma satu, beramah-tamah.

Well, dengan segala positivity yang aku dapat dari Gitasav, mungkin bolehlah sifat-sifat tadi kuubah. Tapi kapan-kapan. 


Comments

Popular posts from this blog

jealous?

Insecurity

i love you